Seperti biasa, sewaktu ingin memasuki departemen baru, kami di minta untuk menulis biodata ringkas masing-masing. Aku sempat melirik pada kolum temanku,
NAMA IBU : (Alm)........
Aku tersentak. Bagai tidak percaya. Apa mungkin ibunya sudah tidak ada lagi di bumi ini. Karena sepengetahuanku, dia anak yg pertama. Namun aku hanya terdiam membisu sambil otakku ligat berputar memikirkan kemungkinan2 yg bisa berlaku....
***************************************************************************
"Nanti kalian mau punya brapa org anak?" aku bertanya pada suatu sore saat kami duduk mengobrol...
"Rani cukup la 2 aja, karna kami uda tggl berdua adik sama Rani walaupun dulunya kami berempat" ujar Rani seraya berkata.
Spontan, aku mengajukan soalan, "Yg lg berdua ke mana Rani?"
"Uda meninggal waktu Tsunami kak...."
Tidak semena2, suasana bertukar sepi sebentar. Aku menyesali pertanyaanku yg bisa di kira agak kurang sopan. Namun, berat rasanya utk memohon maaf. Ku biarkan saja masa berarak pergi.
*************************************************************************
"Eh, rupanya mama dan adik Rani meninggal waktu Tsunami ye?" dengan polosnya aku bertanya kepada Bet.
"Laa, ko tak taw ke? aah dia ada cakap waktu perkenalan dulu.." Bet menjawab acuh tidak acuh.
Jadi, segala persoalan yang membungkam mindaku selama ini sudah menemui jawabannya. Aku hanya terkedu menelan liur.
**************************************************************************
"Pokoknya kak, kalian harus ke Aceh. Di Aceh itu, enaknya main2 di pantai. Terus kegiatan kami ngopi waktu malam. kalian harus coba semuanya!" Rani bersungguh2 menceritakan suasana di kampung halamannya.
"Iya, tapi gak bahaya ya kalo main2 di pantai?" kami bertanya.
"Gak la kak, gak ada apa2 tuh...." jawabnya dengan tenang.
Sementelah, dari bercerita mengenai liburan yang enak, kami bertukar angin dengan topik yang baru. Aku juga lupa bagaimana kami bisa menyentuh soal ini. Sedangkan pada mulanya, aku tidak mahu membabitkan mengenai Tsunami gara2 tidak mahu menyinggung perasaan Rani. Namun sepertinya, Rani agak bersemangat sekali menceritakan tentang apa yang terjadi. Sungguh, aku tidak menyangka, Rani adalah salah seorang korban Tsunami yg selamat!
Segala2nya tersingkap. Mulai dari desas-desus orang tempatan mengenai punca terjadinya segala malapetaka sehinggalah segala kejadian ajaib yang muncul di saat orang2 putus harapan. Kabar angin mengenai pesta arak dan bogel yg dilakukan oleh pelancong asing yang diadakan di makam yg di anggap keramat oleh penduduk iaitu makam seorang ulamak besar Aceh di yakini menjadi titik bermulanya tragedi. Keesokan harinya, berlaku sedikit gempa. Kemudian air pasang dan surut dalam keadaan yang aneh. Ikan2 di lautan bergelimpangan di atas pesisiran pantai. Anak2 kecil berkejar-kejaran menangkap hasil laut. Tidak semena2, air bah setinggi pohon kelapa begitu rakus menghentam daratan. Semua yang bernyawa mahupun tidak di bawa pergi oleh aliran deras. Tiada yang tersisa. Rupanya air bah tidak berhenti di situ. Ia bergerak terus ke kawasan sekitar yang jauhnya lebih dari 2 kilometer dari pantai. Kini, ia setinggi tiang listrik. Air yang tinggi dan membuak2 memenuhi segenap pelusuk daratan.
Waktu itu, Rani sekeluarga berada di dalam mobil utk menyelamatkan diri. Menyedari ianya tidak akan berjaya, lantas ayahnya memecahkan kaca tingkap mobil. Mereka mencoba segenap upaya utk memasuki rumah di lantai 2 dengan bantuan jiran. Waktu itu yang sempat naik ke ats adalah Rani, ayah dan adiknya. Mama Rani terperangkap di lantai 1. Mereka tidak tahu apa yg terjadi seterusnya. Waktu itu Rani hanya berserah dan sudah tidak berupaya utk memikirkan apa2 lagi.
Setelah air surut sedikit, mereka menemui jasad kedua adik rani, mama, sepupu dan datuknya. Mereka kehilangan 5 ahli keluarga dalam suatu masa. Waktu itu direncanakan utk memakamkan mama Rani setelah ibu saudaranya tiba tetapi dipercepat karena darah tetap mengalir dari jasad mamanya. Maha Suci Allah!
Selama beberapa hari Rani tidak keluar dari rumah. Dari berita yang di dapat, jalan raya penuh debu, bau daging membusuk tersebar menyeluruh. Setiap harinya pasti ada pemakaman yg berlaku. Rumah, jalan, mobil semuanya rusak.
Disebalik kepiluan yg mencengkam jiwa penduduk, ada peristiwa kebesaran Allah yang patut di insafkan. Kejadian air bah yang terbelah 2 sewaktu melewati masjid menjadi bukti keagungan yang Maha Kuasa. Waktu itu, manusia menjadi teman dengan binatang. Haiwan menyelamatkan mereka tatkala hampir lemas. Ular yg besar melilit tubuh wanita yg tidak berpakaian. Dan banyak lg yg menjadi misteri oleh penduduk tempatan.
**************************************************************************
Banyak yg harus kita pertimbangkan dari kejadian seumpama ini. Hukum alam jangan di lawan. Bumi jangan di rusakkan. Kita punya panduan, kita punya pedoman. Kita punya Tuhan utk meminta pertolongan. Jangan hanya mengingati Tuhan tatkala malapetaka menjelma. Karna Allah itu wujud, setiap masa dan setiap ketika!
p/s : ini adalah kejadian benar. diceritakan oleh kwn aku. cuma nama saja di rubah, tetapi setiap kejadian tidak di tokok tambah. mari bersyukur di atas segala nikmat yg ada!